Latest Updates
Loading...

Featured Post

Novel Tales of Demons and Gods 13 Bahasa Indonesia

« Chapter Sebelumnya Daftar Isi Chapter Selanjutnya » Novel Tales of Demons and Gods 13 Bahasa Indonesia Tales Of Demons And...

Novel Re:Monster - Hari Ke 1 Bahasa Indonesia

Novel Re:Monster - Hari Ke 1 Bahasa Indonesia

Re:Monster - Hari Ke 1

Sepertinya aku terbunuh setelah ditusuk oleh penguntit yang sudah aku anggap sebagai adik perempuanku, dan tak tahu kenapa aku terlahir kembali.

Wow sepertinya omong besar. Bukan, aku tidak bercanda waktu aku bilang kalau aku telah bereinkarnasi. Kau mungkin menganggap kalau pikiranku sedang kacau, jadi aku sangat menghargai jika kau simpan dulu komentarmu sampai aku selesai bercerita karena akan jadi ramai kalau kau menyelaku. Ehem. Baiklah biarkan aku bercerita mulai dari awal…

Yah, pertama mari mulai dari namaku. Aku biasa dipanggil Tomokui Kanata. Tapi karena aku sudah reinkarnasi, anggap saja aku sebagai “Tak Bernama” untuk sekarang.

Aku punya sedikit potongan memori disini, tapi aku ingat waktu itu ketika sesudah seharian kerja melelahkan, aku diajak oleh beberapa rekanku untuk minum. Aku menerima tawaran mereka, kamipun pergi menuju kedai minuman.

Berhubung keesokan harinya adalah hari libur, meskipun dengan daya tahan alkohol rendah mereka minum-minum sampai larut. Bahkan aku sampai harus memapah seorang rekan perempuanku ke rumah karena dia sudah terlalu mabuk.

Dia sudah tertidur pulas dan aku tak mau membangunkannya, jadi aku tinggal dia di kasur. Keadan tubuh dan kecintaanku terhadap alkohol lebih besar darinya dan pada waktu itu aku memiliki keinginan untuk minum sambil melihat purnama, kemudian aku membuka lemari pendingin.

Aku baru menyadari kalau rak bagian bawah yang selalu penuh dengan bir, sake dan sejenisnya telah kosong.

Kemarin sehabis menghabiskannya aku berencana untuk menstoknya lagi hari ini, jika bukan karena undangan dari rekan-rekanku barusan.

Aku benar-benar tidak mengingatnya.

Benar. Ini adalah kesalahan terbesar dalam hidupku karena menghabiskan semua persediaanku kemarin.

Jika saja masih ada meskipun hanya satu.

Aku, tidak, tidak… pertama mari mempercepat pembicaraan ini sedikit.

Aku, yang sangat menginginkan minum sake, pergi ke sebuah toko serba ada di sebelah yang buka dua puluh empat jam, membeli lima bir, dan akupun kembali ke rumah.

Musim panas telah mulai datang, tapi malam masih terasa dingin. Bulan purnama yang menggantung di langit malam yang cerah terlihat sangat indah.

Awan – awan, yang sedikit demi sedikit menampakkan rembulan, juga terasa menyenangkan. Tentu saja, meminum sake dengan diterangi cahaya rembulan akan terasa nikmat dibanding biasanya.

Ketika sedang asyiknya berfikir tentang alkohol, aku melihat di bawah sebuah lampu jalan tampak seorang gadis cantik. Itu adalah wajah yang aku kenal. Dia adalah yang orang-orang kebanyakan memanggilnya seorang ‘penguntit’. Penguntitku adalah Kirimine Aoi, seorang murid perempuan dari perguruan tinggi setempat. Dia berumur 20 tahun, 5 tahun lebih muda dibandingkan denganku.

Hubungan kami tidak tepat kalau kalian sebut ‘normal’. Begini, di tahun ketiga dari masa sekolah tinggiku aku melihat segerombolan preman yang sedang mengganggu seorang gadis, orang yang kemudian hari kuketahui bernama Aoi. Dia berumur 12-13 tahun waktu itu. Aku menemukannya, menyelamatkannya, dan begitulah takdir kami pun saling bertautan.

Yah, ini tidaklah salah kalau aku bilang aku menolongnya, aku tak yakin jika ini hal yang tepat untuk dikatakan.

Dibandingkan dengan aku yang sekarang, aku biasanya adalah seorang pengecut. Pada waktu itu, kau bisa lihat kalau ada seorang gadis yang sedang diganggu oleh segerombolan preman. Meskipun ini adalah perbuatan yang tak pantas, orang – orang di sekelilingnya acuh tak acuh.

Sebagai seorang yang kemampuan ESPnya belum bangkit, aku bisa saja memilih menolongnya atau lari secepatnya.

(TLN : Extra Sensory Perception alias ESP, adalah kemampuan perasa)

Akan tetapi, entah karena nasib baik atau buruk, aku menerima sebuah tongkat setrum militer sebagai hadiah ulang tahun dari pamanku, yang seorang penggemar senjata. Dia bekerja pada perusahaan kelas kecil hingga menengah yang memiliki hubungan militer, jadi hal yang mudah kalau cuma untuk mendapatkannya untukku. Perusahaan – perusahaan ini dibawah pengaruh satu perusahaan besar, Avalon.

Avalon, adalah perusahaan pembuat tongkatku, yang namanya tersebar ke penjuru dunia sebagai perusahaan senjata terkemuka.

Waktu itu, aku tak punya keberanian memegang benda berbahaya. Ini sangat menakutkan memiliki senjata yang tidak aman, jadi biasanya hanya sebagai penghias kamarku tanpa pernah digunakan.

Tapi, seorang teman otaku pamanku bilang dia ingin melihat tongkat itu. Segera setelah dia mengirimkan email kalau dia sedang dalam perjalanan untuk melihatnya.

Dalam pesannya juga mencantumkan lokasi dimana kami bertemu, jadi aku memutuskan jalan kesana. Aku membawa tongkatku agar dia bisa melihatnya saat dia datang.

Dan yang membuatku pada keadaan yang sekarang.

Meskipun aku seorang pengecut, aku gunakan tongkat pada preman yang mengganggu gadis muda itu. Aku masih ingat merasakan sebuah perasaan bangga dari membela seorang gadis cantik dari gangguan.

Sesudah aku memukul preman – preman itu dari belakang, mereka menjadi sangat marah kepadaku. Walau bagaimanapun kemarahan mereka, mereka tak dapat melawan senjata tongkat. Setelah beberapa pukulan mereka terkapar di lantai, berbusa dan kejang-kejang. Aku secepatnya meraih tangan gadis itu yang sedang panik, dan melarikan diri bersama ke tempat yang aman.

Aku masih sangat muda pada hari itu. Karena keingintahuanku dan sebuah tongkat, aku telah melakukan percobaan yang mengerikan pada preman – preman itu sambil menyelamatkan Aoi di waktu yang sama.

Setelah insiden itu, rasa sayangnya kepadaku perlahan mulai tumbuh. Hanya masalah waktu, akhirnya Aoi menjadi penguntitku.

Ini bukanlah hal yang parah hingga aku menemukan pekerjaan di tempat aku bekerja sekarang, dimana dia terus mengejarku. Dia bahkan mengikutiku ke planet lain, dimana aku dikirim untuk urusan perjalanan bisnis.

Ketika berurusan dengan penguntit, seseorang akan berbicara senatural mungkin, tak peduli seberapapun mereka melanggar kehidupan pribadi seseorang.

Yang aku katakan sejauh ini mungkin membingungkan untuk saat ini, tapi setelah aku menerangkan bagaimana aku mati, akan jadi jelas.

Bagaimanapun, setelah membeli alkohol, aku bertemu Aoi di perjalanan pulangku. Akan menyenangkan kalau ini adalah suatu kebetulan. Sambil menunduk, di bawah sinar lampu jalan, Aoi memancarkan aura hitam tak seperti biasanya yang selalu nampak imut, jadi aku hanya merespon dengan memiringkan leherku dalam kebingungan.

Aoi, meskipun seorang penguntit, tapi dia sudah seperti adik perempuan bagiku, karena itu aku sadar ada suasana yang berbeda saat itu, aku memanggilnya.

Tak ada jawaban. Wajah Aoi masih tertunduk.

Dalam sekejap aku merasakan gelisah luar biasa yang tak bisa diungkapkan. Meskipun begitu, aku tetap menghampirinya supaya aku tahu kenapa. Sebelum aku menyadarinya, aku telah tertusuk di bagian perutku dengan pisau belati.

Meskipun aku memiliki tubuh yang kuat, dan lukanya bisa terobati dengan pemulihan perawatan medis, aku masih dapat merasakan parahnya rasa sakit yang berasal dari pisau yang diputar dengan maksud untuk mengeluarkan organ-organ dalamku.

Seperti perkiraan kalau aku tak akan mati jika belati yang digunakan dibuat dari sebilah besi biasa, akan tetapi yang Aoi gunakan, adalah [Nenekaruri], sebuah pisau upacara ranking B dengan tambahan kemampuan halilintar yang dibuat oleh Perusahaan Besar SAKUMA. Ironisnya, ini adalah salah satu produk yang dijual oleh perusahaan tempat pamanku bekerja. Singkatnya, ini adalah pemotong molekuler dengan kemampuan kejutan listrik bertegangan tinggi dan senjata lainnya. Ini adalah jenis peralatan jarak dekat yang meningkatkan ketajamannya ketika ribuan bilah – bilah kecil yang terpasang disamping mulai berputar seperti gergaji yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Sekali aktif, sebuah tegangan tinggi memasuki korban yang ditusuk. Gerakan korban sementara waktu lumpuh. Ini juga digunakan oleh militer.

Aku bahkan tak sempat berpikir tentang kenapa Aoi melakukan hal ini. Bahkan, aku dijatuhkan, ditahan, dan ditusuk berkali-kali dengan pisau belati. Darah yang keluar dari mulutku luar biasa banyak sambil tubuhku ditusuk tanpa henti. Setiap kali pisau menusuk kulitku aku bisa merasakan daging dan tulangku robek dan darahku muncrat kemana – mana.

Sebelum aku menyadarinya, perawakan ramping Aoi yang menindih di atas tubuhku telah menjadi merah karena darah.

Walaupun aku sudah menjadi manusia yang kuat sesudah sebuah operasi bantuan, dan melebihi manusia biasa karena kedudukanku. Sayang aku dibunuh oleh Aoi yang hanya seorang penduduk biasa. Apa artinya ini? Aku tahu kemampuan pisau belati itu mungkin sangat menakjubkan, tapi apakah ini cukup kuat menghancurkan tubuh seorang manusia yang kuat? Apakah dia benar-benar mampu menghancurkan posisiku hanya dengan serangan kejutan? Bahkan jika aku tidak mungkin bergerak karena kejutan tegangan tinggi, benarkah begitu?

Kenapa? Yah, situasi ini memang menyesalkan.

Waktu itu, kondisi Aoi, yang bersimbah dengan darahku, terlalu mengesankan untuk diingat secara detail.

Oh, baiklah…

Bagaimanapun, aku telah terbunuh. Aku dibunuh oleh Aoi.

Sebuah luka mematikan tak bisa disembuhkan bahkan sesudah perawatan medis regenerasi. Hal terakhir yang aku lihat adalah ujung pisau yang mengarah ke bola mataku, yang ini berarti mengarah ke otakku, sebuah organ unik yang tak bisa diproduksi telah rusak total. Sesudah kepalaku rusak total, kesadaranku perlahan – lahan menyatu dengan kegelapan.

Meskipun begitu, cerita tidak selesai sampai disini saja. Reinkarnasi belum dimulai sama sekali. kesadaranku masih tetap dan tak berubah sampai aku akhirnya menyadarinya. Aku mengingat pemandangan terakhir sebelum aku kehilangan kesadaran, tapi bukankan aku sudah mati? Apakah ini mimpi atau aku sedang mabuk? Aku menolak pikiran ini sementara waktu.

Aku benar – benar telah terbunuh. Aku masih ingat rasa sakit karena listrik yang mengaliri pembuluh darahku, dan dinginnya pisau yang menusuk dadaku. Itu tidak mungkin ilusi. Tapi aku masih hidup. Kenapa? Aku juga ingin tahu jawabannya. Ketika aku sedang berpikir itu, kelopak mataku yang berat terbuka.

Aku melihatnya, aku melihat sesuatu yang sangat jelek. Ini membuatku berpikir kalau aku telah bereinkarnasi. Ini adalah bukti nyata yang membuatku menyadari… Oh… Maaf aku tiba – tiba merasa ngantuk, tapi ini tidak berakhir sampai disini. Besok aku lanjutkan… Ini bukan gelapnya kematian tapi karena kelelahan.

     Yang ingin memberi donasi silahkan klik di bawah ini, supaya bisa membantu blog ini agar terus update.

     --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

     Maaf atas ketidaknyamannya saat membaca, karena ini diterjemahkan secara manual.
    Cukup sampai disini dulu postingan saya apabila ada kata yang salah itu dari saya. Mohon diberi kritik dan saran. Terimakasih telah membaca ^__^.

1 komentar:

Berkomentarlah yang baik dan sopan (no spam, no link)
//*Hargailah para penerjemah*//